
Bendera Merah Putih (internasional. kompas.com)
Mari kita berhenti sejenak untuk mendoakan, mengheningkan cipta , serta mengirimkan doa baik kepada mereka yang telah menjadi korban jiwa maupun sedang dalam perawatan dalam peristiwa demonstrasi mahasiswa dan Kerusuhan di Wamena, Papua
A.Di Wamena Papua, Hingga Rabu (25/9/2019), total korban meninggal dunia akibat kerusuhan Wamena, Papua tercatat menjadi 32 orang.Selain itu, ada 75 orang yang mengalami luka-luka. termasuk diantara para korban yaitu dr Soeko Marsetiyo (53 tahun). Dia berprofesi sebagai dokter umum yang bersedia meninggalkan keluarganya di Yogyakarta untuk melayani masyarakat di pedalaman Papua. Menandakan tidak sedikit mereka yang mau berkarya di tanah papua. Dilansir dari acehtribunnews.com ditulis kamis 26 September 2019.
B.Demo Mahasiswa mengenai revisi UU KPK dan RUU bermasalah juga terdapat korban meninggal dunia yaitu
Randi (21) yang menurut hasil otopsi tewas karena peluru tajam “Autopsi berlangsung di RSUD Kota Kendari pukul dua dini hari. Menurut dokter Raja Alfath (Widya Iswara) yang memimpin autopsi, terdapat dua luka di tubuh Randi,”,”Luka karena peluru yang mengenai ketiak kiri bagian bawah menembus hingga ke kanan. Peluru menyebabkan terjadi luka di paru-paru dan kantong jantung.”
demikian dilaporkan Zainal Ishak, jurnalis Transmedia yang berada di Kendari, Jumat (27/9)., cnnindonesia ditulis jumat 27 september 2019
Muh Yusuf Kardawi (19) juga di kendari meninggal karena luka di kepala terkena benda tumpul ( sumber sama diatas)
Serta Bagus Putra Mahendra (15) yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, polisi membantah ada aparat yang mengejar ,”Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian,” ujar Plt Kanit Lakalantas Polres Jakarta Utara Ipda Farmal saat dikonfirmasi, Kamis (26/9/2019), dilansir kompas ditulis 27 September 2019),
Korban masih dirawat
Faisal Amir yang mengalami luka dikepala karena dianiaya oleh pihak yang belum diidentifikasikan
Putri Seorang ibu hamil yang tertembak di Kendari oleh peluru nyasar.
Dari pihak Kepolisian ,
Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Rusdianto mengatakan, empat polisi tersebut harus jalani operasi di bagian wajah akibat terkena lemparan batu saat unjuk rasa berlangsung. “Yang operasi ada 4 orang, hidungnya patah, ada yang mengalami bengkak di bibir dan ada juga yang lepas rahangnya, itu kami perbaiki. Macam-macam jenisnya (luka) ada yang kena lemparan batu dan juga terkena benturan batu,” kata Rusdianto di RS Polri Kramat Jati, Jumat (27/9/2019). dilansir dari kompas.com , ditulis 27 September 2019
Korban pihak kepolisian saya akui minim data jadi yang bisa diambil dari media mainstream yang saya cantumkan,Demikian tulisan ini saya buat dengan merangkum sumber yang beredar . Terima kasih