(Gambar dari liputan6,com)

Sebelum Memulai …..

Marilah Kita Mengeningkan Cipta Serta Berdoa baik kepada petugas KPPS Yang meninggal karena kelelahan. Semoga mereka diterima di sisi baik tuhan yang maha esa.

“Sejauh ini ada sekitar 10 orang (meninggal). Ini laporan dari petugas KPPS dari lima kota-kabupaten,” ucap Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok di kantor KPU Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat.

Di Jawa Timur, hingga Sabtu (20/4) sore, ada 9 petugas yang meninggal dunia saat bertugas. Mereka adalah 5 petugas KPPS, 2 petugas PPS, 1 petugas linmas, dan 1 petugas pembantu KPU. Mereka meninggal karena faktor kelelahan dan mengidap penyakit sebelumnya.

Kemudian, di Jawa Tengah, hingga Sabtu (20/4) sore, ada 8 KPPS dan petugas TPS yang meninggal usai kerja keras dalam masa pemilu. Komisioner KPU Jateng, Paulus Widiyantoro 8 orang meninggal tersebut berada di Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, dan Rembang.dikutip dari, detiknews.com ,”Nestapa Pemilu Serentak, Banyak Anggota KPPS Meninggal Kelelahan”, (21/04/2019)

Ditambah ketika penulisan yaitu di Sulawesi Utara,

Informasi yang diperoleh, identitas korban yakni Ketua Panita Pemungutan Suara (PPS) Fenny Assa untuk Kelurahan Pinaesaan, Kota Manado. Almarhum mengembuskan napas terakhir meski telah mendapat perawatan di rumah sakit, Minggu (21/4/2019).

Selanjutnya anggota KPPS Said Hassan yang bertugas di TPS 3, Kelurahan Komo Luar, Kota Manado. Almarhum juga meninggal dunia di hari yang sama diduga akibat kelelahan.

Sementara sebelumnya, seorang anggota KPPS Marietta Lalombuida yang bertugas di Sawang Utara, Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, menjadi korban pertama di Bumi Nyiur Melambai. Almarhum meninggal akibat kelelahan pada Rabu (17/4/ 2019). Penyebab kematian ketiga korban usai bertugas diduga akibat faktor kelelahan. dikutip dari inews.id,”Kelelahan Bertugas, Ketua PPS dan 2 Anggota KPPS di Sulut Meninggal”, (22 April 2019). Jumlah ini semoga tidak bertambah setelah penulisan artikel ini selesai.

Tidak sedikit yang harus dirawat karena sakit namun alasannya adalah smaa yaitu kelelahan, oleh karena itu tugas dari kita yang masih hidup adalah untuk melakukan evaluasi bahwa pemilu serentak 17 April 2019 memang betul-betul melelahkan para panitia tidak hanya dari SOP yang super sibuk tapi juga tekanan moral dan psikologis pilpres dan pileg yang sangat masif.

Apakah Anda Lebih Waras dari Saya ?

Judul memang tertulis “Mewaraskan”. namun bukan berarti penulis merasa lebih waras dari pembaca, yang admin ingin tunjukkan adalah suatu hal yang membuat pembicaraan menjadi “tidak sehat”

Ketika masa kampanye , #cebongvskampret adalah intisari dari perdebatan para simpatisan yang membuat banyak orang ingin berpartisipasi dengan membela kubu masing-masing dengan cara “standard internet”, Di Periode ini penulis tidak menghina pribadi /hati nurani para simpatisan kedua kubu karena yang penulis lawan adalah ” auto cebong dan auto kampret”, yaitu prejudice atas pendapat dan argument bahwa jika dilhat kemiripan maka akan dituduh langsung sebagai antek kubu tertentu, hal ini membahayakan kreatifitas dalam berargumen dan juga kedewasaan menerima pendapat berbeda.

Contoh : Penulis kurang suka dengan tema “tol Jokowi”, karena pembangunan infrastruktur adalah berkesinambungan dan narasi kalo ga pilih 1 jangan masuk tol, walaupun demikian fakta bahwa pembangunan di era jokowi memang sangat cepat = dituduh kampret

Ide Tax Ratio 16 % Prabowo itu penting dan bagus namun selama ini dijelaskan secara rinci = dituduh cebong

Maka di masa setelah pemilu 17 April / After 17 ini yang penulis lawan adalah “Delegitimasi” atau menjadikan tidak valid dan kredibel, yang dimaksud disini adalah baik itu delegitimasi temuan kejanggalan di TPS maupun di Sistem Informasi Penghitungan Suara ( Situng) asal terbukti dan telah dilaporkan, serta delegitimasi tidak mendasar kepada KPU dengan memasukkan faktor-faktor pelaporan diatas

Check Hasil Pemilu : Saya Segan Pada Anda Yang Fokus Klarifikasi.

Pada dasarnya cara untuk check Hasil Pemilu ada 2 yaitu :

A. Offline, di TPS dilakukan oleh saksi secara manual, disinilah biasanya ditemukan kejanggalan prosedur seperti surat suara habis atau bentuk yang diduga merupakan kecurangan dalam prosedur maupun kondisi fisik surat suara dan kotak suara.Laporkan jika ditemukan, seperti kasus surat suara di malaysia

B. Online, di Situng
https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/ , yang tidak lebih dan tidak kurang adalah sistem tracking progress suara, sudah sampai mana dan apakah hasil scan sesuai atau tidak, tentu walaupun berbentuk data dan online proses ini tidak otomatis memenangkan presiden setelah mencapai syarat kemenangan, tidak mungkin tanggal 8 “chicken dinner” kemudian tangal9 dilantik, harus menunggu yang Offline diatas karena harus divalidasi.

Dalam konteks sosmed yang menjadi hiruk pikuk adalah kesalahan di data situng secara online, tentunya tidak melupakan temuan-temuan di dunia real yang telah dilaporkan.

KPU mencatat, hingga Jumat (19/4/2019) siang, kesalahan entry data rekapitulasi hasil penghitungan suara dari C1 ke Situng terjadi pada sembilan TPS.dan tentunya bisa bertambah setelah penulisan jika terbukti kuat

Sembilan TPS tersebut tersebar di tujuh provinsi. Hingga saat ini, kesalahan data ada yang sudah selesai dikoreksi, ada pula yang masih dalam proses.

“Dapat kami sampaikan dengan siang ini kami mengidentifikasi ada kekeliruan entry data oleh operator Situng di daerah,” kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).

Viryan menegaskan, kesalahan tersebut semata-mata terjadi karena human error, bukan karena niat kecurangan. Situng dibuat supaya publik bisa terus memantau penghitungan dan rekapitulasi hasil pemilu.di kutip dari.tribunjabar,”
PU Akui Salah Input Formulir C1 Pemilu 2019 pada 9 TPS dari Total 813.350 “, (22/04/2019)

Twitter mahfudmd

Mahfud MD merespon bahwa kesalahan input data bukan hal yang main-main karena bisa membahayakan legitimasi pemilu itu sendiri. Dengan kata lain kesalahan input di Situng KPU berdampak nyata terhadap kredibilitas KPU itu sendiri, ,

Hormat Saya Pada Netizen Yang Secara Offline maupun Online Mengawasi Pemilu, terutama yang fokus klarifikasi bukan menyebar konspirasi, LAPORKAN, Jika Tidak di Gubris Viralkan dan Stand Your Ground