Di Era orde lama dan orde baru wilayah ini bernama Irian Jaya/ Irian Barat diinisiasi oleh Frans Kaisiepo, berasal dari bahasa asli Biak. Irian berarti panas yang diserap dari tradisi pelaut Biak. Biasanya, pelaut Biak yang hendak menuju Pulau Papua selalu mengharapkan panas matahari untuk melenyapkan kabut yang menyelebungi daratan. “Berarti di sini bahwa Irian juga, yaitu cahaya yang mengusir kegelapan,” , dikutip dari historia.id

Kata IRIAN inilah yang dijadikan semacam akronim pro integrasi ke NKRI menjadi “Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”,disisi lain Belanda memberikan dukungan ke Gerakan Merdeka penuh yang memiliki Bendera Bintang Kejora

Operasi Trikora yang salah satunya Pembebasan Irian Barat yang dimana saat itu Indonesia dibekali persenjataan tercanggih dari uni soviet membuat Belanda sadar bahwa Indonesia bukan negara gerilya lagi tapi sudah bisa frontal. Amerika pun sebagai pemenang perang mulai memperhitungkan Indonesia.. akhirnya 1962 ada perjanjian New York yang intinya memberikan wilayah papua barat untuk indonesia

Pepera ( Penentuan Pendapat Rakyat ) 1969 dimana 
Pro Indonesia menang mutlak. Namun gerakan yang pro berpisah dengan Indonesia sering mengungkapkan kecurangan yang terjadi pada proses ini, sehingga gerakan ini tetap ada di akar rumput masyarakat Papua.

“Orde Baru + Freeport = Apa manfaat kita ikut Indonesia ?”, ini memang sangat menyederhanakan masalah namun tidak sedikit yang berpendapat bahwa walaupun sudah ikut Indonesia kenapa sepertinya justru “dijual?”, kurang demokratisnya Orde Baru serta pembangunan yang FAKTANYA jawa -sentris membuat semacam “out of touch” antara masyarakat papua dengan WNI lainnya.

Kompromi Gus Dur mengembalikan nama Irian menjadi Papua banyak dipuji maupun dikritik, dipuji karena bisa meredam gerakan separatis, dikritik karena nama Irian justru muncul dari mereka yang pro Integrasi NKRI mengubahnya sama dengan menghilangkan legitimasi pemerintah pusat. Gus Dur pada saat menjabat memang mengutamakan keutuhan wilayah NKRI .

Saya belum pernah ke Papua barat, namun dari sejarah menceritakan bahwa mereka adalah saudara kita yang dilupakan dan merasa “dijual” walaupun sudah masuk ke NKRI. Demikian tulisan ini saya buat dalam semangat solidaritas dan berusaha menjelaskan